Tag Archives: Saham

Harga Saham IHSG Turun Karena Situasi Politik Memanas

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini cenderung bergairah meski tidak sekuat minggu lalu. Dan juga terkoreksi akibat dampak situasi politik yang memanas di dalam negeri.

Sepanjang pekan ini, indeks acuan bursa Tanah Air melesat 1,51% point-to-point (ptp). Bahkan pada pekan ini, IHSG berhasil mencetak rekor tertinggi sebanyak tiga kali dan tercatat dalam tiga hari berturut-turut.

Sementara itu, IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) pertamanya pada pekan ini pada Senin pekan lalu di level 7.466,83. Kemudian pada Selasa kemarin, IHSG kembali mencetak ATH di level 7.533,99. Rabu lalu, bursa acuan negara itu kembali mencetak ATH di 7,554.59.

Namun sayang pada Kamis pekan ini, IHSG harus terhenti sementara rekornya, dimana IHSG turun 0,87% ke 7.488,68. Kemudian pada Jumat kemarin, IHSG kembali menguat 0,74% ke 7.544,3 meski belum mampu menyentuh posisi ATH terakhirnya pada Rabu kemarin.

Sepanjang sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 93,1 triliun. Investor asing juga mencatatkan arus masuk atau pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 6,27 triliun di pasar reguler.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG yang sempat bergairah dan mencetak ATH sebanyak tiga kali pada pekan ini terjadi karena optimisme pasar. Bahwa era suku bunga tinggi akan benar-benar berakhir pada akhir tahun ini.

memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate tetap di level 6,25% pada Agustus 2024. Begitu pula dengan Deposit Facility dan Lending Facility.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%, kata BI. Gubernur Perry Warjiyo dalam jumpa pers, Rabu (21/8/2024).

Keputusan BI untuk mempertahankan BI rate sejalan dengan kebijakan moneter yang prostabilitas sebagai langkah pre-emptive dan forwardlooking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5 ± 1% pada tahun 2024 dan 2025.

BI juga menyatakan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap mendukung pertumbuhan ekonomi dan berkelanjutan.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil konsensus yang dilakukan CNBC Indonesia yang mengumpulkan 13 lembaga/lembaga. Dalam konsensus tersebut, 12 lembaga memperkirakan BI rate akan tetap di 6,25% dan 1 lembaga memperkirakan penurunan sebesar 25 (basis poin/bp) menjadi 6,00%.

Meski begitu, BI akan memangkas suku bunga acuan atau BI rate pada kuartal IV 2024, meski kini dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp 16.400 dan inflasi terjaga rendah.

Pernyataan ini tidak berbeda dengan sebelumnya. BI masih melihat risiko-risiko yang perlu diwaspadai, terutama dari situasi AS. Perry menjelaskan pada kuartal III 2024, fokus BI masih pada penguatan nilai tukar rupiah. Posisi BI rate sebesar 6,25% akan menarik bagi investor.

Amerika Juga Ikut Berpotensi Memangkas Bunga Acuannya

Selain BI, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) juga berpotensi mulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang. Hal ini membuat pasar semakin optimis setelah beberapa pejabat The Fed mengindikasikan bahwa inflasi berada di jalur perlambatan.

Apalagi, Ketua Fed Jerome Powell pada Simposium Jackson Hole memberikan sinyal penurunan suku bunga akan segera dilakukan sehingga membuat pasar semakin optimistis era suku bunga tinggi akan berakhir.

Meski Simposium digelar setelah IHSG pekan ini berakhir, namun nada Powell yang lebih dovish sudah diantisipasi terlebih dahulu oleh pelaku pasar sejak awal pekan ini, sehingga semakin yakin sentimen pasar akan terus membaik.

Baca Juga : Prabowo Ungkap Hubungannya Retak Dengan Jokowi

Saham Unilever Anjlok, Imbas Seruan Boikot Produk Israel

Saham Unilever Anjlok, Imbas Seruan Boikot Produk Israel. Saham Unilever Anjlok, Imbas Seruan Boikot Produk Israel akibat dari perang dengan palestina di jalur Gaza.

Hal itu di latarbelakangi terhadap produk yang dianggap terafiliasi dengan Israel. Salah satunya yang terdampak yaitu PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).

Dilihat dari data RTI Business saham UNVR stag berada di level Rp3.480 terpantau di tanggal 15 November 2023. Dengan penurunan sebesar 1,42%.

Bahkan dalam kurun waktu satu minggu saja sudah turun 3,33% sedangkan di dalam satu bulan terakhir terpantau anjlok 8,90%. Hal ini mengalami penurunan terjadi pada bulan Oktober hingga sampai saat ini di bulan November.

Impact dari seruan boikot produk Israel juga dirasakan oleh PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) dan PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB). Keduanya mengalami pelemahan hingga terjun bebas di zona merah dalam kurun waktu satu minggu terakhir.

Terdapat produk yang dicurigai terafiliasi dengan Israel baik itu dari produk kosmetik, makanan dan minuman. hingga produk lain mulai dari produk teknologi hingga fashion.

Beberapa diantaranya yaitu Estee Lauder, Kimberly-Clark, L’Oreal, Revlon, Lifebuoy, Pepsodent, Clear, Dove, Glow & Lovely, Buavita. Serta masih ada lagi produk lain yang di boikot seperti Motorola, Intel, IBM, AOL, META dan M&S, Timberland, River Island, Delta.

Selain itu terdapat juga himbauan yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam mendukung dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dalam Fatwa MUI No 28/2023 untuk mengharamkan dalam penggunakaan produk yang terafiliasi oleh Israel.

Hal ini merupakan inisiatif yang menolak keras atas pelanggaran yang terjadi di Palestina yang dilakukan oleh Israel.

Rekomendasi Saham Yang Akan Naik Pada Minggu Ini

Indeks harga saham gabungan atau yang memiliki singkatan IHSG kali ini menguat menjadi 37,46 poin atau 0,55 persen. Kepuncak level yang menjadi 6.788. Para Investor berlomba lomba melakukan transaksi dengan nominal sebesar Rp9,26 triliun. Dimana jumlah saham yang diperdagangkan saat ini sebanyak 25,73 miliar saham. Tidak hanya itu saja terdapat bebrapa rekomendasi saham yang akan mengalami kenaikan.

Pj.S. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Kautsar Primadi Nurahmad mengungkapkan bahwa rata-rata nilai transaksi saham meningkat menjadi sebesar 21,04 persen.

Jumlah tersebut didapatkan menurut data yang diambil pada pekan ini dari nilai Rp9,05 triliun menjadi nominal Rp10,95 triliun.

Kenaikan saham ini juga terjadi pada rata-rata kenaikan volume transaksi harian bursa selama sepekan dalam bulan ini. Yakni angka tersebut sebesar 34,04 persen dari 17 miliar lembar per saham.

Menjadi 22,84 miliar lembar saham dalam satu pekannya. Rata-rata frekuensi transaksi harian saham pun turut mengalami kenaikan sebesar 5,5 persen dari 1.192.431 naik menjadi 1.258.036 kali transaksi.

“Investor asing yang berada di luar Indonesia pada hari ini sudah mencatatkan. Nilai beli bersih berada di angka yang sebesar Rp309,60 miliar. Dan selama sepanjang tahun 2023 ini para investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih saham saat ini sudah mencapai sebesar Rp14,14 triliun.” Kata Kautsar seperti dikutip dari artikel yang ada pada situs IDX,

Pengamat Pasar Modal PT Dinamika Gelora Satya Oktavianus Audi memprediksi bahwasanya indeks saham bergerak mixed pada pekan ini. Saham IHSG diprediksi akan bergerak menuju rentang pasaran support 6.630 dan resistance 6.930.

Rekomendasi Saham Pada Tahun Ini

Pertama, saham yang sangat diperhatikan dengan perkembangannya ialah PT Alam Sutera Realty Tbk. Atau saham ASRI yang ditutup dengan menguat 3,07 persen.

Dimana angka tersebut membawanya pada posisi 168 pada pekan lalu. Oktavianus memperhitungkan bahwasanya saham ASRI dapat menyentuh level 182 pada pekan ini.

Kedua, saham yang pelu diperhitungkan ialah saham PT Surya Semesta Internusa Tbk. Atau saham yang kita sebut sebagai SSIA yang menguat 3,38 persen. Dan untuk saat ini berada dalam posisi 428 pekan lalu. Dan untuk pekan ini Oktavianus memproyeksi SSIA dapat menyentuh posisi 476.

Baca Juga : Pasangan Raffi Nagita Menggalang Dana Untuk Palestina