Tag Archives: ASEAN

Industri Hasil Tembakau Dilema Regulasi Dan Restriksi

Seperti diketahui industri hasil tembakau (IHT) sangat berkontribusi bagi devisa negara sebesar Rp200 triliun. Namun pada kenyataanya industri hasil tembakau dilema regulasi dan restriksi yang diharapkan peran pemerintah dapat mencari solusi terbaik.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menilai industri hasil tembakau dapat menyerap tenaga kerja. Banyaknya tenaga kerja yang diserap seperti petani tembakau dan cengkeh serta pekerja buruh pabrik dan pekerja distribusi (Ritel).

Menurut data Kemenperin total tenaga kerja yang diserap sebanyak 5,98 juta orang. Dengan kontribusi dalam bentuk Cukai industri hasil tembakau menyetor hampir 10 persen pendapatan negara pada tahun 2022 sebesar Rp200 triliun. Hal itu belum termasuk penerimaan negara dari pajak PPh.

Baca Juga : PLN Berinovasi Ajak Kolaborasi Global di COP28 Dubai

Disisi lain terdapat rancangan peraturan Pemerintah dan undang-undang nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (RPP Kesehatan). Rancangan tentang kebijakan pengendalian cukai rokok suda cukup untuk menekan angka konsumsi. Hal itu sudah dipertimbangkan berbagai aspek di sektor ketenagakerjaan dan sektor industri serta aspek kesehatan.

Terkait rancangan peraturan tentang Kesehatan (RPP Kesehatan) masyarakat umum menyoroti aturan larangan iklan rokok di media online dan penyiaran. Adanya larangan regulasi tersebut membuat pihak yang berkecimpung di industri hasil tembakau merasa dirugikan dengan aturan tersebut.

Indonesia menjadi negara di ASEAN yang belum ada pelarangan iklan rokok yang substansi nya bertujuan mencegah anak-anak terpapar zat adiktif. Adanya dampak ganda yang luas diharapkan pemerintah mencari solusi serta kepastian hukum bagi pelaku usaha dalam berbisnis.

Inovasi INSA Ikut Pertemuan FASA di Sektor Pelayaran

Inovasi INSA Ikut Pertemuan FASA di Sektor Pelayaran. Inovasi INSA Ikut Pertemuan FASA di Sektor Pelayaran atau yang di kenal dengan Indonesian National Shipowners Association akan mengikuti pertemuan dengan FASA Federation of ASEAN Shipowners Association. Bersama Federasi pengusaha kapal pelayaran dunia mengadakan Pertemuan yang akan diadakan di Brunei Darussalam pada 22-23 November 2023.

Pertemuan tersebut akan membahas berbagai permasalahan seputar dunia industri pelayaran regional dibahas secara komperhensif di bidang keamanan maritim. Di kawasan perairan Asia INSA dan FASA akan melakukan dekarbonisasi atau zero emmision serta kegiatan digitalisasi di zona maritim dan pelayaran di setiap negara ASEAN.

Adapun latar belakang INSA yang didirikan pada tahun 1967 sebagai wadah bagi para pengusaha pelayaran di Indonesia. Melalui surat Keputusan Menteri Maritim, Indonesian National Shipowners Association (INSA)adalah organisasi perusahaan pelayaraan yang diakui oleh Pemerintah.

Baca Juga : Israel Segera Meluncurkan robot Pembunuh Atasi Konflik

Di seluruh wilayah Indonesia INSA memiliki 40 perwakilan Dewan Pengurus Cabang (DPC). Memiliki izin operasi pelayaran yang dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan serta terdiri dari seluruh perusahaan pelayaran dan perusahaan industri.

Carmelita Hartoto selaku ketua umum DPP INSA memaparkan kegiatan agenda yang akan dibahas bersama FASA
untuk menjalin komunikasi, bertukar pendapat serta gagasan terkait pelayaran dalam menghadapi tantangan dan peluang industri kawasan regional ASEAN.

Harapanya agenda pertemuan ini menjadi peluang inovasi industri pelayaran sebagai ajang komunikasi dan sharing best practice di antara anggota FASA. Hasil pertemuan ini mencerminkan komitmen INSA untuk memberikan kontribusi bagi pelayaran di kawasan ASEAN.

Adanya gagasan penting yang menjadi dasar pertemuan dengan FASA untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan industri pelayaran di tingkat regional ASEAN. HARAPANYA Indonesia kian berperan dalam pelayaran regional ASEAN di pertemuan The 59th FASA Executive Committee Meeting berdasarkan peran aktif DPP INSA.